Newest Post

.

Sekapur Sirih Pengantar Menuju Gerbang Hidayah

Assalamu’alaikum wr wb,

Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan ke hadirat ilahi atas Perkenan-nya dalam rangka menggerakkan program memakmurkan Masjid telah dapat dilaunching web blog kecil (http://p3mmasjidalhuda.blogspot.com ) ini sebagai bagian dari ikhtiar dan mujahadah untuk mengembalikan peran, tugas pokok dan fungsi Takmir Masjid dalam memasyarakat masjid, dan memperuntukkan masjid untuk masyarakat.

Salawat dan salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, keluarga, Sahabat dan para pengikutnya sampai akhir jaman.

Beberapa masukan diperoleh baik melalui pelatihan masjid maupun Sosialisasi yang mengharapkan agar blog informasi gerakan manajemen masjid dapat disosialisasikan secara meluas, karena sangat dibutuhkan oleh para aktivis dan pengurus takmir masjid untuk memodernisasi tata kelola masjid seiring dengan semangat zaman yang terus berkembang dan berubah.

Kami senantiasa memohon kepada ALLAH SWT agar web blog ini akan memberikan pemahaman dan pengertian kepada setiap pribadi muslim Indonesia dalam memahami dengan benar peranan dan fungsi masjid sebagaimana yang telah dipraktekkan oleh RASULULLAH SAW. Jika umat islam tidak memakmurkan masjid, maka umat islam tidak akan diberi petunjuk sebagaimana dinyatakan ALLAH SWT dalam Surat At Taubah. Barangkali itulah yang terjadi dengan umat islam Indonesia yang negaranya senantiasa tertimpa krisis, bencana dan wabah yang tidak berhenti sehingga tidak mendapatkan petunjuk dari ALLAH SWT. Kami juga memohon kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa agar upaya sosialisasi ini dapat berjalan lancar dan dimudahkan-nya.

Wassalamu’alaikum wr wb

Boyolali, 15 Agustus 2014

Abu Zacky Sulistyawan

Semuanya Bermula dari Langgar Mbah Harjo

| Minggu, 16 November 2014
Baca selengkapnya »
 
Menatap Masa Depan Generasi dari sebuah sudut kampung di Pojok Sejarah Bangsa bernama Indonesia .....
 
Perjuangan membina umat (Tarbiyatul Ummah, Enforcement of Islamic Community) itu dimulai dari sebuah langgar, LANGGAR MBAH HARJO, yang kemudian bermetamorfosa menjadi Musholla Al-Huda.
Entah, sejak kapan persisnya embrio dakwah ini bermula. Tak ada yang tahu pasti hari dan tanggal langgar tempat orang-orang islam melakukan sholat ini didirikan. Saya telah banyak bertanya kepada orang-orang tua, mulai kapan langgar yang berdiri di tanah pekarangan sesepuh masyarakat, Mbah Harjo.

Dan aku pun, terbata-bata membaca sejarah masa lalu, lamat-lamat masih aku ingat sosok mbah Harjo, waktu aku masih kecil. Aku sering diajak bermain oleh lek-lekku anaknya mbah Mento Sanet (mbah Yem) ke tempatnya mbah Harjo. Waktu itu langgarnya sudah ada, masih kuingat kalau tidak salah langgar itu mirip gubug di tengah sawah, tapi agak mending besar sedikit. Bangunannya di bikin rumah panggung, dengan alas galar (dari bambu yang disigrak-sigrak) dan tiang-tiang penyangganya dari kayu bambu, beratapkan genting. Kalau aku sedang bermain-main dengan teman-teman sering berlari-larian dan sembunyi di kolongnya. Dan pada waktu itu jika malam datang, gelap bukan main, maklum tidak ada lampu listrik. Yang ada hanya lampu tintir dan diyan teplok, dari minyak tanah. Dan konon juga, katanya bapak ibuku, aku sudah akrab dengan mbah Harjo sejak aku masih sangat kecil. Jika aku rewel dan banyak nangis, pasti aku dibawa ke tempat mbah Harjo untuk diruqyah.... yang kata orang-orang dulu namanya ”disuwuk”. Tapi itu aku sudah tidak ingat lagi. Yang kuingat, hanya ketika mbah harjo masih sugeng, aku diperlihatkan gaman beliau, sebilah keris kuno. Yang aku tidak tahu sekarang masih atau tidak, disimpan ahli warisnya barangkali. Itulah kenangan masa kecilku, dengan sosok mbah Harjo, pemilik tanah pekarangan, yang kemudian didirikan langgar kecil di atasnya.

Menurut kata orang-orang tua, seperti Pakdhe Yoso Wiratno (sekarang beliau sedang sakit.... mohon do’anya untuk kesembuhan beliau, semoga panjang umur dan diberkahi)... dan Pak Dhe Tarno Basuki, katanya, langgar itu sudah ada sejak habis Gestok/ Gestapu, jadi kurang lebih ya tahun 1966-an , kurang lebihnya.
Masa-masa kecil yang romantis dan religius sudah sangat aku rasakan tinggal di kampung tanah kelahiranku. Aku sudah mengenal sholat dan bacaan al-Qur’an semuanya bermula dari langgarnya mbah Harjo ini. Kemudian langgar yang masih berbntuk panggung itu direnovasi, dibikin semi permanen, tapi ya masih tetap berdinding triplek dan gedheg, alas dari galar pun masih dipake pada mulanya untuk lambaran sholat. Suasana meriah langgar akan sangat terasa nampak luar biasa, jika datang bulan Ramadhan. Anak-anak sebayaku sangat semangat datang ke langgar karena ingin bisa ngaji dan melakukan sholat tarawih. Walaupun waktu itu penerangannya masih menggunakan lampu petromak. Semuanya menjadi kenangan indah yang tak terlupakan. Waktu itu adalah masa-masa kepolosan yang telah terwarnai oleh pahatan agamis, yang semoga tidak pernah hilang bekasnya.

Begitu pun, semangat dakwah yang bergelora, selalu menyisakan energi batin yang tidak pernah habis. Dakwah bagaikan dian yang tak kunjung padam, tidak pernah kehabisan bahan bakar. Sosok-sosok bersemangat, para pemuda kampung merintis kehidupan yang islami tidak pernah terlindas oleh putaran zaman. Semuanya terdokumentasi dengan baik dalam ingatan nan jernih. Terpatri dalam relung hati. Di sana ada, sosok Mas Yusron (Mas Karman putranya mbah Wiryo Jingun), beliaulah pemuda kampung yang mendapatkan pendidikan tingginya di Universitas ternama di kota Solo, calon guru Bahasa inggris yang pintar menarik simpati anak-anak untuk sregep ngaji. Disamping beliau ada Pak Bus (begitu kami memanggil Pak Busroni, anaknya mbak Ruslan, Gonggangan, Samporan Lor), beliau adalah ustadz yang memiliki background pendidikan keagamaan dari UNIS (sekarang STAIMUS), beliau termasuk assabiqunal awwalun generasi dakwah di Desa Giriroto, bersama Bapak Gino, dan lain-lain, sebelum generasi Ali Muchson, dan semasanya. Dibelakang sosok Mas yusron, Pak Bus, Pak Gino, ada lek Parno, Parno tengah, mas Joko, lek Narimo, dll.

Begitulah, sejarah masa lalu yang penuh lika dan liku, menjadi kenangan manis yang begitu berharga. Walaupun kala itu, tantangan dakwah begitu pahit mendera. Namun dengan pertolongan dan kebesaran Allah SWT, secercah hidayah dan sinar harapan itu telah memancar.
Pelan dan pasti, semuanya telah berubah.... orang Barat mengatakan everything is blowing, Panta Rhei.... cokro manggilingan....roda sejarah terus berputar.... seiring dengan menggeliatnya gerakan dakwah yang dimotori oleh para takmir masjid, tokoh-tokoh masyarakat yang utama dan berjiwa luhur, pemuda bersemangat islam, jamaah pengajian ibu-ibu dan anak-anak santri TPQ Insan Kamil, insya Allah Sinar Kebahagian Hidayah Islam akan menaungi kehidupan warga Masyarakat Samporan.
Salam ta’zhim dan hormat, harapan dan do’a setulus hati... kepada guru-guru kami, pendahulu2 kami dalam naungan Dinul Islam, orang-orang tua dan para sesepuh kami, semoga kita dihimpun di dalam kasih sayang dan cinta Allah SWT, kita semua menjadi hamba-hamba Allah yang senantiasa bersyukur, selalu tersungkur dalam sujud dan beribadah menyebut asma-asmaNya yang Agung. Kita semuanya dimasukkan kedalam barisan muslim sejati... yang Udkhulu fis Silmi Kaaffah .... (2:208), seorang muslim yang sempurna dan paripurna (5:3).....
Harapan dan do’a semoga warga dukuh Samporan, menjadi masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Menjadi masyarakat yang dilimpahi rahmat, kasih sayang dan keberkahan. Menjadi masyarakat yang Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur.
 
kita butuh #Revolusi Total#
bukan sekedar 'revolusimental'  by Abu Zacky Sulistyawan

Semuanya Bermula dari Langgar Mbah Harjo

Posted by : Unknown
Date :Minggu, 16 November 2014
With 0komentar

LAPORAN KEUANGAN PPPM AL-HUDA s.d 31 Oktober 2014

|
Baca selengkapnya »

LAPORAN KEUANGAN PPPM AL-HUDA s.d 31 Oktober 2014

Posted by : Unknown
Date :
With 0komentar

LAPORAN KEUANGAN PEMBANGUNAN MASJID AL-HUDA S.D 30 SEPTEMBER 2014

| Jumat, 14 November 2014
Baca selengkapnya »

LAPORAN KEUANGAN PEMBANGUNAN MASJID AL-HUDA S.D 30 SEPTEMBER 2014

Posted by : Unknown
Date :Jumat, 14 November 2014
With 0komentar

ANALISA HISTORIS EKSISTENSI TPQ

| Jumat, 29 Agustus 2014
Baca selengkapnya »
PEDOMAN PENYELENGGARAAN TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Taman Pendidikan Al-Qur’an, baik yang dikenal dengan nama TKA,TKQ,TPA,TPQ,TQA dan bentuk lain yang sejenis, saat ini telah tersebar luas di Tanah Air. Dan fakta menunjukkan, bahwa keberadaan lembaga ini tidak bisa dipisahkan dari peran KH Dahlan Salim Zarkasi dan KH As’ad Humam. KH Dahlan Salim Zarkasi berperan merintis berdirinya TK Al-Qur’an yang pertama, yaitu TK Al-Qur’an “Mujawwidin” di Semarang (1986) yang menggunakan metode “Qiroati”, sedang KH As’ad Humam bersama timnya, yaitu Tim Tadarus Angkatan Muda Masjid dan Mushola (AMM) Yogyakarta. Pada tanggal 16 Maret 1988, KH As’ad Humam mendirikan TK Al-Qur’an “AMM” di Yogjakarta yang menggunakan  metode “Iqra” kemudian diikuti Taman Pendidikan Al-Qur’an “AMM”, Ta’limul Qur’an Lil Aulad “AMM”
Penyebaran dan pembinaan lebih lanjut tidak lepas dari peran organisasi Lembaga Pembina, baik Lembaga tingkat lokal, regional maupun Lembaga Pembina yang terstruktur secara nasional. Indikasi penyebarannya terbukti ketika digelar acara Festival Anak Shaleh Indonesia ( FASI ) Tingkat Nasional di Istana Anak-Anak TMII Jakarta, pada tahun 1992. Acara nasional tersebut diselenggarakan oleh DPP BKPRMI dan dibuka oleh Ibu Negara Hj. Suhartinah ( Ibu Tien Soeharto ). FASI Pertama tersebut diikuti oleh para santri cilik Taman Pendidikan Al-Qur’an (berikut santri kelompok TK Al-Qur’an dan TQA) utusan dari 25 Propinsi atau 25 Kafilah. Waktu itu jumlah propinsi di Indonesia sebanyak 27 Propinsi, termasuk propinsi Timor Timur sebagai propinsi baru.
Selain itu, unit pendidikan model Taman Pendidikan Al-Qur’an didirikan pula di beberapa negara sahabat yang mempunyai jaringan fungsional dengan para aktifis di Indonesia. Unit sejenis Taman Pendidikan Al-Qur’an tersebut antara lain didirikan di Malaysia, Singapura, Brunai Darussalam, Arab Saudi (Jeddah), dan lain-lain.
Tingkat partisipasi masyarakat dalam mengembangkan Taman Pendidikan Al-Qur’an semakin tinggi. Akan tetapi kesemarakan berdirinya Taman Pendidikan Al-Qur’an yang jumlahnya melebihi angka 100.000 unit di seluruh Nusantara, tidak sedikit diantaranya yang dikelola secara asal-asalan, tanpa standar kurikulum, dan standar pengelolaan yang representatif. Apabila kasus-kasus seperti itu dibiarkan berkembang tanpa kendali mutu yang baik, dikhawatirkan akan menimbulkan citra buruk bagi eksistensi Taman Pendidikan Al-Qur’an, dan menjadi kontra produktif bagi misi dan fungsi yang diembannya.
Disinilah perlunya penyusunan Pedoman Penyelenggaraan Taman Pendidikan Al-Qur’an. Pedoman ini diharapkan menjadi standar minimal dan rujukan bagi para pengelola unit Taman Pendidikan Al-Qur’an di seluruh Tanah Air, dan dikembangkan lebih lanjut oleh organisasi Lembaga Pembina masing-masing.

B. Dasar Pemikiran
Pentingnya Pedoman Penyelenggaraan Taman Pendidikan Al-Qur’an (berikut TK Al-Qur’an dan TQA), disamping juga Panduan Kurikulum dan Sistem Pengajarannya, hal itu mengacu pada dasar pemikiran sebagai berikut:
  1. Al-Qur’an adalah bacaan istimewa dan pedoman hidup utama yang harus disosialisasikan dengan baik ke seluruh lapisan masyarakat, khususnya di kalangan anak usia dini.
  2. Apresiasi masyarakat maupun pemerintah terhadap eksistensi Taman Pendidikan Al-Qur’an pada hakikatnya adalah karunia Allah yang wajib kita syukuri. Hal ini menuntut adanya kebersamaan yang kondusif diantara semua komponen terkait, disertai semangat pengabdian yang tinggi, dan keahlian yang memadai di kalangan para praktisinya .
  3.  Taman Pendidikan Al-Qur’an adalah institusi pendidikan non-formal yang relatif baru dalam dunia pendidikan di Indonesia. Untuk itu upaya pembinaan dan pengembangannya memerlukan penanganan serius dan terarah pada pengelolaan serta standar lulusan yang terukur dan kualitatif.

C. Landasan Yuridis
Keberadaan Taman Pendidikan Al-Qur’an ditopang oleh landasan yuridis formal sebagai berikut
1.      Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional ( Sisdiknas ) Nomor 20 Tahun 2003.
2.      SKB 2 Menteri ( Mendagri dan Menteri Agama ) Nomor 128 dan 44 A tahun 1982, tentang “Usaha Peningkatan Kemampuan Baca Tulis Huruf Al-Qur’an Bagi Umat Islam dalam rangka Peningkatan Penghayatan dan Pengamalan Al-Qur’an dalam Kehidupan Sehari-hari”.

D. Batasan Pengertian
Taman Pendidikan Al-Qur’an adalah unit pendidikan non-formal jenis keagamaan berbasis komunitas muslim yang menjadikan al-Qur’an sebagai materi utamanya, dan diselenggararakan dalam suasana yang Indah, Bersih, Rapi, Nyaman, dan Menyenangkan sebagai cerminan nilai simbolis dan filosofis dari kata TAMAN yang dipergunakan.

II. TUJUAN KELEMBAGAAN
Taman Pendidikan al-Qur’an bertujuan menyiapkan terbentuknya generasi Qur’ani, yaitu generasi yang memiliki komitmen terhadap al-Qur’an sebagai sumber perilaku, pijakan hidup dan rujukan segala urusannya. Hal ini ditandai dengan kecintaan yang mendalam terhadap al-Qur’an, mampu dan rajin membacanya, terus menerus mempelajari isi kandungannya, dan memiliki kemauan yang kuat untuk mengamalkannya secara kaffah dalam kehidupan sehari-hari.

III. JENJANG & WAKTU PENDIDIKAN
  1. Jenjang Pendidikan
    1. Jenjang Pendidikan terdiri atas jenjang pendidikan tingkat dasar dan pendidikan tingkat lanjutan. Jenjang pendidikan tingkat dasar diperuntukkan bagi anak yang belum mampu membaca Al-Qur’an, sedang  pendidikan tingkat lanjutan diperuntukkan bagi anak yang telah lancar membaca Al-Qur’an dan telah menyelesaikan program-program pendidikan tingkat dasar.
    2.  Jenjang pendidikan tingkat dasar berupa :
a)      Taman Kanak-kanak Al-Qur’an, yang disingkat TKA atau TKQ, diperuntukkan anak usia 4-6 tahun dan berlangsung selama 2 tingkat. Tingkat pertama untuk TK Al-Qur’an Paket A, dan tingkat kedua untuk TK Al-Qur’an Paket B (TK Al-Qur’an Lanjutan).
b)       Taman Pendidikan Al-Qur’an, yang biasa disingkat TPA atau TPQ, diperuntukkan anak usia 7-12 tahun dan berlangsung selama 2 tingkat. Tingkat pertama untuk TP Al-Qur’an Paket A, dan tingkat kedua untuk TP Al-Qur’an Paket B (TP Al-Qur’an Lanjutan).
c)       TK Al-Qur’an dari TP Al-Qur’an adalah merupakan jenjang pendidikan yang sederajat.
  1.  Jenjang pendidikan tingkat lanjutan berupa Ta’limul Qur’an Lil Aulad, disingkat TQA. TQA terbagi 2 tingkat, yaitu :
a)      TQA Paket A, untuk tingkat pertama
b)      TQA Paket B (TQA Lanjutan), untuk tingkat kedua.

  1. Waktu Pendidikan
    1. Keberadaan Taman Pendidikan Al-Qur’an merupakan penunjang pendidikan agama pada lembaga pendidikan formal (TK,SD,MI). Untuk itu, Taman Pendidikan Al-Qur’an diselenggarakan pada siang/sore hari yang tidak bersamaan dengan jam sekolah (pendidikan formal). Sedang bagi lingkungan masyarakat yang memiliki Madrasah Diniyah, maka TK/TP Al-Qur’an dapat dijadikan sebagai lembaga “Pra-Madrasah Diniyah”.
    2.  Lama pendidikan, untuk :
a)      TK/TP Al-Qur’an bisa berlangsung antara 1-2 tahun (2-4 semester), seminggu masuk 5-6 hari.
b)       TQA bisa berlangsung antara 1-2 tahun (2-4 semester), seminggu masuk 3-6 hari.

IV. STANDAR KELULUSAN

A. Santri dinyatakan lulus dari TK Al-Qur’an apabila mampu:
1.      Membaca Al-Qur’an sesuai kaidah ilmu tajwid dengan benar dan baik.
2.      Menghafal Surah pendek, minimal 12 surah
3.      Menghafal doa-doa harian dan mengerti etika (adab)nya, minimal 15 doa
4.      Menghafal bacaan sholat
5.      Melakukan praktek berwudhu dan shalat
6.      Menulis huruf hijaiyah
7.      Memiliki dasar-dasar aqidah-akhlak
8.      Mengerti dasar-dasar ulumul Qur’an

B. Santri dinyatakan lulus dari TP  Al-Qur’an apabila mampu:
1.      Membaca Al-Qur’an sesuai kaidah ilmu tajwid dengan benar dan baik
2.      Mengerjakan wudlu dan sholat dengan baik dan benar
3.      Menghafal Bacaan Sholat
4.      Menghafal Surah pendek, minimal 12 surah
5.      Menghafal doa-doa harian dan mengerti etika (adab)nya, minimal 15 doa
6.      Memiliki dasar-dasar aqidah dan akhlaq
7.      Menghafal beberapa ayat pilihan, minimal … ayat
8.      Menguasai dasar-dasar Ulumul Qur’an
9.      Menyambung huruf Hijaiyah

C. Santri dinyatakan lulus dari Ta’limul Qur’an Lil Aulad apabila:
1.      Khatam tadarus al-Qur’an 30 Juz dengan fasih
2.      Hafal dan bisa menterjemahkan bacaan shalat serta doa sehari-hari
3.      Rajin mengerjakan shalat fardlu
4.      Hafal Juz ‘Amma (minimla 65 %)
5.      Mampu menterjemahkan (minimal QS. An-Nas sampai dengan Ad-Dhuha)
6.      Mampu menulis/menyalin ayat-ayat pilihan
7.      Mampu menterjemahkan secara lafdziyah ayat-ayat pilihan (minimal … ayat)
8.      Berakhlaq baik

V. STANDAR ISI KURIKULUM

A. TK Al-Qur’an PAKET A
Kurikulum pendidikan di TK Al-Qur’an paket A wajib memuat :
1.      Pembelajaran membaca Al-Qur’an
2.      Hafalan surah–surah pendek
3.      Hafalan doa dan etika sehari – hari.
4.      Hafalan bacaan sholat
5.      Praktek wudhu dan shalat fardhu
6.      Menulis huruf hijaiyah dan angka arab
7.      Dasar – dasar Aqidah ( pemahaman Aqidah ) dan akhlak

B. TK Al-Qur’an PAKET  B (TK Al-Qur’an Lanjutan)
Kurikulum pendidikan di TK Al-Qur’an paket B wajib memuat :
1.      Tadarus Al-Qur’an sesuai kaidah ilmu tajwid.
2.      Ilmu Tajwid .
3.      Hafalan Surah – surah Pendek .
4.      Pemahaman Aqidah danAkhlak .
5.      Dasar – Dasar ulumul Qur’an .
6.      Hafalan doa dan etika sehari – hari
7.      Tahsinul Kitabah

C. TP Al-Qur’an PAKET A
Kurikulum pendidikan di TP Al-Qur’an paket A wajib memuat :
1.      Pembelajaran membaca Al – Qur’an .
2.      Praktek wudhu dan shalat fardhu .
3.      Hafalan bacaan sholat .
4.      Hafalan surah – surah pendek .
5.      Hafalan doa dan etika sehari – hari .
6.      Pemahaman dasar Aqidah dan Akhlak .
7.      Pengenalan huruf Hijaiyah dan angka Arab .
8.      Kisah – kisah teladan .

D. TP Al-Qur’an PAKET B (TP Al-Qur’an Lanjutan)
Kurikulum pendidikan di TP Al-Qur’an paket B wajib memuat :
1.      Tadarus Al – Qur’an sesuai kaidah ilmu tajwid
2.      Ilmu Tajwid .
3.      Hafalan ayat – ayat pilihan .
4.      Dasar – dasar ulumul Qur’an .
5.      Menulis dan menyambung huruf Hijaiyah
6.      Hafalan doa dan etika sehari – hari .
7.      Dasar – dasar dienul Islam .
8.      Pemahaman ayat–ayat Al–Qur’an dan Hadist tentang keimanan dan keislaman
9.      Kisah – kisah Teladan .

E. TQA PAKET A
Kurikulum pendidikan di TQA paket A wajib memuat:
1.      Tadarus Al – Qur’an dengan tartil .
2.      Tarjamah bacaan shalat dan doa sehari-hari.
3.      Hafalan juz’Amma .
4.      Menulis dan menyalin ayat–ayat pilihan .
5.      Tarjamah lafziyah ayat – ayat pilihan .
6.      Aqidah dan Akhlak .
7.      Sholat berjama’ah dan shalat jenazah .
8.      Al–Qur’an dan Hadist ( tentang keimanan dan keislaman )

F. TQA PAKET  B (TQA Lanjutan)
Kurikulum pendidikan di TQA paket B wajib memuat :
1.      Tadarus Al – Qur’an dengan tartil .
2.      Tarjamah bacaan shalat dan doa sehari-hari.
3.      Hafalan juz’Amma .
4.      Menulis dan menyalin ayat – ayat pilihan .
5.      Tarjamah lafziyah ayat – ayat pilihan .
6.      Aqidah dan Akhlak .
7.      Sholat berjama’ah dan praktek menjadi Imam.
8.      Al – Qur’an dan Hadist (tentang keimanan dan keislaman)
9.      Kisah-kisah dalam al-Qur’an

VI. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN
  1. Pembelajaran TK/TP al-Qur’an dan TQA dilakukan melalui pendekatan klasikal dan privat
  2. Bahan ajar disesuaikan dengan kurikulum sesuai dengan tingkatannya
  3.  Metode pembelajaran disesuaikan dengan usia perkembangan anak dengan memperhatikan prinsip ”bermain sambil belajar” atau ”belajar seraya bermain”
  4.  Media pembelajaran hendaklah menarik dan menyenangkan anak, aman dan tidak membahayakan, memenuhi unsur keindahan dan kerapihan, dapat membangkitkan kreativitas anak, dan mendukung paket pengajaran yang diprogramkan
  5.  penilaian mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang dilakukan secara berkelanjutan

VII. KALENDER PENDIDIKAN

A. Dasar Penentuan kalender pendidikan
Penetapan kalender pendidikan hendaknya memperhatikan beberapa hal, antara lain:
  1. Kesesuaian dengan kalender pendidikan sekolah formal
  2.  Menerapkan sistem semester
  3. Lembaga atau unit diperkenankan menentukan kelender akademik masing-masing
B. Penerimaan santri baru
  1.   Penerimaan santri baru dilaksanakan pada awal tahun ajaran.
  2. Masa pendaftaran santri baru secara umum berlangsung pada Mei hingga pertengahan Juli
  3.  Lembaga atau unit diperkenankan menerima santri baru secara khusus yang berlaku setiap saat
C. EVALUASI
Evaluasi terdiri atas:
  1. Evaluasi harian
  2. Ujian Akhir Semester
  3. Munaqasah Akhir Belajar

D. Pembagian Raport
Pembagian raport dilaksanakan pada tiap akhir semester sesudah pelaksanaan ujian akhir semester
E. Pembagian Ijazah
Pembagian ijazah dilaksanakan setelah menyelesaikan munaqasah akhir. Munaqasah merupakan kegiatan akhir tahun ajaran sebagai salah satu persyaratan mengikuti WISUDA
F. Waktu libur semester
Libur semester dilaksanakan setelah pembagian raport

G. WISUDA SANTRI
Wisuda santri adalah bagian kegiatan puncak dari Kegiatan Belajar Mengajar yang merupakan penghargaan karena santri sudah mencapai kelulusan di tingkatnya, dengan mengacu pada standar kelulusan yang telah ditetapkan

VIII. TENAGA KEPENDIDIKAN
A. Tenaga Kependidikan pada TK-TP Al-Qur’an dan Ta’limul Qur’an lil Aulad terdiri dari:
  1. Kepala Unit,
  2. Guru dan/atau
  3. Tenaga Tata Usaha
B. Persyaratan Tenaga Kependidikan pada TK-TP Al-Qur’an dan Ta’limul Qur’an lil Aulad sebagai berikut:
1.      Kepala Unit
  1. Berpendidikan sekurang-kurangnya Madrasah Aliyah atau yang sederajat.
  2. Memiliki pengalaman mengajar minimal 2 (dua) tahun
  3. Sudah mengikuti penataran/pelatihan guru dan manajemen pengelolaan TK-TP al-Qur’an minimum pola 24 jam
2.      Guru
Guru TK-TP al-Qur’an dan TQA harus memenuhi syarat sekurang-kurangnya:
a)            Dapat membaca al-Qur’an secara fasih
b)           Usia telah mencapai 18 tahun
c)            Mengetahui dasar-dasar pengajaran
d)           Menguasai metodologi pembelajaran al-Qur’an
e)            Menguasai bidang studi yang diajarkan
  1. Tenaga Tata Usaha
Tenaga Tata Usaha TK-TP al-Qur’an dan Ta’limul Qur’an lil Aulad berpendidikan sekurang-kurangnya MA/SLTA/sederajat, memiliki kemampuan administrasi yang standar.

IX. STRUKTUR ORGANISASI
  1. Struktur organisasi bersifat luwes dan kondisional
  2. Dalam setiap unit sekurang-kurangnya ada seorang Kepala, Sekretaris (TU), Bendahara, dan Walikelas.
  3. Dalam kondisi unit/lembaga berkembang secara pesat, struktur organisasi bisa diubah sesuai kebutuhan.

X. PAKAIAN
  1. Seragam nasional santri adalah busana muslim terdiri dari baju lengan panjang, celana panjang &berkopyah/berkerudung
  2. Untuk mempertegas identitas santri TKA/TPQ/TQA, warna seragam nasional santri dianjurkan
- Baju              : krem
- Celana           : krem
  1. Setiap daerah/wilayah/organisasi dianjurkan memiliki seragam khas tersendiri.

XI. PENDANAAN
Sumber pendanaan Taman Pendidikan Al-Qur’an diupayakan melalui berbagai cara dan sumber, antara lain:
  1. Infaq Santri
  2. Dana Masyarakat/Donatur
  3. Dana Pemerintah (APBD/APBN)
  4. Sumber lain yang halal dan tidak mengikat

XII. SYARAT & PROSEDUR PENDIRIAN
A. PERSYARATAN PENDIRIAN
  1. Adanya Lembaga/Organisasi penyelenggara, yaitu organisasi non-pemerintah seperti Yayasan, Takmir Masjid, Majlis Ta’lim, dan/atau lembaga swadaya masyarakat lainnya.
  2. Tersedianya tempat dan sarana belajar yang memadai
  3. Tersedianya tenaga kependidikan yang memenuhi syarat
  4. Memiliki sejumlah santri/anak didik yang sudah terdaftar dengan pasti.
  5. Memiliki program yang jelas
  6. Memiliki dana awal dan sumber pembiayaan.

B. PROSEDUR PENDIRIAN
  1. Pendirian TK/TP al-Qur’an harus memperoleh dukungan masyarakat.
  2. Menyampaikan surat pemberitahuan kepada kepala desa/lurah tentang keberadaan TK/TP Al-Qur’an dan atau rencana didirikannya unit pendidikan tersebut.
  3. Menyampaikan surat permohonan keanggotaan unit kepada organisasi/Lembaga Pembina yang mengkoordinir TK/TP Al-Qur’an sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku, apabila Organisasi/Lembaga Pembina dimaksud sudah berdiri di Kabupaten/Kota.
  4. Apabila memiliki santri 15 (lima belas) anak atau lebih wajib mendaftarkan diri kepada Kantor Departermen Agama Kabupaten/Kota

XIII. PEMBINAAN
A. SASARAN DAN TARGET PEMBINAAN
  1. Pembinaan keguruan dengan target peningkatan profesionalitas dan kepribadian guru
  2. Pembinaan administrasi dengan target tertatanya sistem administrasi yang rapi
  3. Pembinaan hubungan kemasyarakatan dengan target terpeliharanya dukungan dan kepercayaan masyarakat termasuk kesinambungan input santri/anak didik.
  4. Ragam pembinaan tersebut diatas diarahkan pada peningkatan standard mutu pelayanan pendidikan TK/TP Al-Qur’an dan TQA

B. POLA PEMBINAAN
Pola pembinaan dilakukan melalui dua bentuk pendekatan:
1.Pendekatan langsung, dilaksanakan dengan mengadakan dan atau mengikuti pertemuan pembinaan, penataran, kursus-kursus, kunjungan pembinaan, dan sebagainya.
2.Pembinaan tak langsung, dilaksanakan dengan cara mengadakan bahan bacaan berupa buku-buku pegangan pembinaan; buku pegangan, diktat, edaran tertulis, lembar penjajagan, lomba kreatifitas anak, lomba kreatifitas guru, dan sebagainya.

C. PETUGAS PEMBINAAN
Petugas pembinaan terdiri dari pelaksana internal dan external
1.Petugas Internal, yaitu petugas yang mempunyai hubungan struktural dengan unit Taman Pendidikan Al-Qur’an. Petugas yang dimaksud adalah unsur pengurus lembaga penyelenggara dan kepala unit Taman Pendidikan Al-Qur’an
2.Petugas External, yaitu petugas pembinaan yang mempunyai hubungan fungsional dengan unit Taman Pendidikan Al-Qur’an. Petugas dimaksud adalah unsur Lembaga Pembina yang merupakan induk organisasi dari Taman Pendidikan Al-Qur’an

ANALISA HISTORIS EKSISTENSI TPQ

Posted by : Unknown
Date :Jumat, 29 Agustus 2014
With 0komentar

ULUMUL QUR'AN

|
Baca selengkapnya »

Pengantar llmu Tajwid



Definisi llmu Tajwid
Lafadz Tajwid menurut bahasa artinya membaguskan. Sedangkan menurut istilah adalah: "Mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya dengan memberi hak dan mustahaknya."
Yang dimaksud dengan hak huruf adalah sifat asli yang selalu bersama dengan huruf tersebut, seperti AI Jahr, Isti'la', istifal dan lain sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan mustahak huruf adalah sifat yang nampak sewaktu-waktu, seperti tafkhim, tarqiq, ikhfa' dan lain sebagainya.
Hukum Mempelajari llmu Tajwid
Hukum mempelajari Ilmu Tajwid secara teori adalah fardhu kifayah, sedangkan hukum membaca Alquran sesuai dengan kaidah ilmu tajwid adalah fardhu 'ain. Jadi, mungkin saja terjadi seorang Qori' bacaannya bagus dan benar, namun sama sekali ia tidak mengetahui istilah-istilah ilmu Tajwid semisal izh-har, mad dan lain sebagainya. Baginya hal itu sudah cukup bila kaum muslimin yang lain telah banyak yang mempelajari teori ilmu Tajwid, karena -sekali lagi- mempelajari teorinya hanya fardhu kifayah. Akan lain halnya dengan orang yang tidak mampu membaca Alquran sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu Tajwid. Menjadi wajib baginya untuk berusaha membaguskan bacaannya sehingga mencapai standar yang telah ditetapkan oleh Rasulullah Sholallohu'alaihi wasallam.
Dalil kewajiban membaca Alquran dengan tajwid adalah sebagaiberikut:
1. Dalil-dalil dari Al_Qur'an
  • Firman Allah 'azza wajalla
dalil-tajwid-1
"Dan bacalah Alquran dengan tartil” (QS. 73:4)
Ini adalah sifat Kalamullah, maka wajib bagi kita untuk membacanya dengan apa yang diturunkan oleh Allah Azza wa Jalla.
  • Firman Allah Azza wa Jalla:
“Orang-orang yang telah kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (Al Baqarah: 121)
Dan mereka tidak akan membaca dengan sebenarnya kecuali harus dengan tajwid, kalau meninggalkan tajwid tersebut maka bacaan itu menjadi bacaan yang sangat jelek bahkan kadang-kadang bisa berubah arti. Ayat ini menunjukkan sanjungan Allah Azza wa Jalla bagi siapa yang membaca Al Qur’an dengan bacaan sebenarnya.
2. Dalil-dalil dari As Sunnah
1. Hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
“Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu ketika ditanya bagaimana bacaan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, maka beliau menjawab bahwa bacaan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam itu dengan panjang-panjang kemudian dia membaca “Bismillahirrahman arrahiim” memanjangkan (bismillah) serta memanjangkan (ar rahmaan) dan memanjangkan ar rahiim.” (HR. Bukhari)
2. Perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kepada sahabat agar mengambil bacaan dari sahabat yang mampu dalam bidang ini sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
“Dari Abdullah bin Amr bin Ash berkata, telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Mintalah kalian bacaan Al Qur’an dari Abdullah bin Mas’ud, Salim Maula Abi Hudzaifah, Ubay bin Ka’ab, Mu’adz bin Jabal.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ini adalah para sahabat yang mulia, padahal mereka itu orang-orang yang paling fasih dalam pengucapan Al Qur’an masih disuruh belajar, lalu bagaimana dengan kita orang asing yang lisan kita jauh dari lisan Al Qur’an?
3. Dan dalil yang paling kuat sebagaimana apa yang diriwayatkan oleh Sa’id bin Mansur ketika Ibnu Mas’ud menuntun seseorang membaca Al Qur’an. Maka orang itu mengucapkan:
“Innamash shadaqatu lil fuqara-i wal masakin.”
Dengan meninggalkan bacaan panjangnya, maka Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu katakan, “Bukan begini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membacakan ayat ini kepadaku.” Maka orang itu jawab, “Lalu bagaimana Rasulullah membacakan ayat ini kepadamu wahai Abu Abdirrahman?” Maka beliau ucapkan:
“Innamash shadaqaatu lil fuqaraa-i wal masaakiin.”
Dengan memanjangkannya. (HR. Sa’id bin Mansur)
Ibnu Mas’ud langsung menegur orang ini padahal ini tidak merubah arti, akan tetapi bacaan Al Qur’an itu adalah suatu hal yang harus diambil sesuai dengan apa yang Rasulullah ucapkan.
3. Ijma’
Seluruh qura’ telah sepakat tentang wajibnya membaca Al Qur’an dengan tajwid.
Fatwa Para Ulama Dalam Permasalahan Ini
1. Fatwa Ibnu Al Jazary
Tidak diragukan lagi bahwa mereka itu beribadah dalam upaya memahami Al Qur’an dan menegakkan ketentuan-ketentuannya, beribadah dalam pembenaran lafadz-lafadznya, menegakkan huruf yang sesuai dengan sifat dari ulama qura’ yang sampai kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. (Annasyr 1/210)
2. Fatwa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
Adapun orang yang keliru yang kelirunya itu tersembunyi (kecil) dan mungkin mencakup qira’at yang lainnya, dan ada segi bacaan di dalamnya, maka dia tidak batal shalatnya dan tidak boleh shalat di belakangnya seperti orang yang membaca “as sirath” dengan ‘sin’, pergantian dari “ash shirath, karena itu qira’at yang mutawatir. (Majmu’ Fatawa 22/442 dan 23/350)
Dari fatwa ini bisa kita ambil kesimpulan:
  1. Tidak selayaknya seorang yang masih salah dalam bacaan (kesalahan secara tersembunyi) untuk menjadi imam shalat, lalu bagaimana dengan yang mempunyai kesalahan yang fatal seperti yang tidak bisa membedakan antara ‘sin’ dengan ‘tsa’ atau ‘dal’ dengan ‘dzal’, yang jelas-jelas merubah arti.
  2. Secara tidak langsung Syaikhul Islam telah mewajibkan untuk membaca Al Qur’an dengan tajwid karena kesalahan kecil itu tidak sampai merubah arti, beliau melarang untuk shalat di belakangnya, lalu bagaimana dengan kesalahan yang besar.
3. Fatwa Syaikh Nashiruddin Al Albany
Ketika ditanya tentang perkataan Ibnul Jazary tersebut di atas, maka beliau mengatakan kalau yang dimaksud itu sifat bacaannya di mana Al Qur’an itu turun dengan memakai tajwid dan dengan tartil maka itu adalah benar, tapi kalau yang dimaksud cuma lafadz hurufnya maka itu tidak benar. (Al Qaulul Mufid fii Wujub At Tajwid, hal. 26)
4. Fatwa Asy Syaikh Makki Nashr
Telah sepakat seluruh umat yang terbebas dari kesalahan tentang wajibnya tajwid mulai zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sampai zaman sekarang ini dan tidak ada seorang pun yang menyelisihi pendapat ini. (Nihayah Qaul Mufid hal. 10)
Sumber: Panduan Praktis Tajwid & Bid’ah-bid’ah Seputar Al Qur’an serta 250 Kesalahan dalam Membaca Al Fatihah, penulis: Al Ustadz Abu Hazim bin Muhammad Bashori, penerbit: Maktabah Daarul Atsar, Magetan. Hal. 33-38.
Fadhilah (Keutamaan) llmu Tajwid
Ilmu Tajwid adalah ilmu yang sangat mulia. Hal ini karena keterkaitannya secara langsung dengan Alquran. Bahkan dalam dunia ilmu hadits, seorang alim tidak akan mengajarkan hadits kepada muridnya sehingga ia sudah menguasai ilmu Alquran. Diantara keistimewaannya adalah sebagai berikut:
  1. Mempelajari dan mengajarkan Alquran merupakan tolok ukur kualitas seorang muslim. Sabda Rasulullah Sholallohu'alaihi wasallam: "Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Alquran dan mengajarkannya " (HR. Bukhari)
  2. Mempelajari Alquran adalah sebaik-baik kesibukan. Allah 'azzawajalla berfirman dalam hadits Qudsi: "Barang siapa yang disibukkan oleh Alquran dalam rangka berdzikir kepadaKu dan memohon kepadaKu niscaya Aku akan memberikan sesuatu yang lebih utama daripada apa yang telah Aku berikan kepada orang-orang yang telah meminta. Dan keutamaan Kalam Allah daripada seluruh kalam yang selain-Nya seperti keutamaan Allah atas makhlukNya." (HR. Tirmidzi)
  3. Dengan mempelajari Alquran, maka akan turun sakinah (ketentraman), rahmat, malaikat dan Allah menyebut-nyebut orang yang mempelajari Alquran kepada makhluk yang ada di sisiNya. Rasulullah Sholallohu'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah suatu kaum berkumpul di satu masjid dari masjid-masjid Allah kemudian mereka membaca Alquran dan mempelajarinya, melainkan turun kepada mereka ketentraman, diliputi dengan rahmat, dinaungi oleh malaikat, dan disebut-sebut oleh Allah di hadapan makhluk-Nya." (HR. Muslim)
Tujuan Mempelajari llmu Tajwid
Tujuan mempelajari ilmu tajwid adalah untuk menjaga lidah agar terhindar dari kesalahan dalam  membaca Alquran.
Kesalahan dalam  membaca Alqur’an,  dikategorikan dalam dua macam, yaitu:
1.  AL-LAKHNU  AL-JALIY  (kesalahan besar/fatal)
Adalah kesalahan yang terjadi ketika membaca lafadh-lafadh dalam Alqur’an yang dapat mengubah arti dan menyalahi ‘urf qurro.  Melakukan kesalahan ini, hukumnya HARAM.
Yang termasuk kesalahan jenis  ini antara lain:
a. Kesalahan makhroj (titik/tempat keluarnya) huruf. Kesalahan ini biasanya terjadi pada pengucapan huruf-huruf yang hampir serupa, seperti : ‘a (‘ain) dibaca  a (hamzah),  dlo dibaca dho,  dza dibaca  datsa dibaca sa, ha dibaca  kha, thi dibaca  ti ,  dan sebagainya.
b. Salah membaca mad, yaitu yang seharusnya dibaca pendek (1 ketukan) dibaca lebih panjang (2 ketukan atau lebih) dan sebaliknya. Misalnya: Laa (aa dibaca panjang; artinya TIDAK)  dibaca La (a  dibaca pendek; artinya SUNGGUH-SUNGGUH)
c. Salah membaca harokat. Contohnya: kharokat di akhir kata benda, karena kharokat akhir kata menunjukan jabatan kata itu dalam kalimat. Contoh: yarfa’ullohu (artinya: Allah mengangkat)  di baca yarfa’ulloha (artinya menjadi: dia mengangkat Allah).
2. AL-LAKHNU  AL-KHOFIY  (kesalahan kecil)
Adalah kesalahan yang terjadi ketika membaca lafadh-lafadh dalam Alqur’an  yang menyalahi  ‘urf qurro namun  tidak mengubah arti. Melakukan  kesalahan ini hukumnya  makruh.
Yang termasuk kesalahan jenis ini antara lain:  kesalahan dalam membaca dengung (idghom,  ikhfa’,  iqlaab, dll),  kesalahan (lebih/kurang panjang) dalam membaca mad,  kesalahan  menampakkan sifat huruf (seperti: hams, qolqolah, keliru membaca tahkhim/tarqiq), dan lain sebagainya.
Kesalahan membaca Alqur’an, baik yang JALIY maupun yang KHOFIY, tetaplah sebuah kesalahan. Bila kesalahan itu tetap muncul,  maka bacaan Alqur’an kita tidak lagi sesuai dengan bacaan saat pertama kali Alqur’an diturunkan.  Karena itu, marilah kita belajar ilmu tajwid ini, mudah-mudahan kita terhindar dari segala kesalahan dalam membaca Alqur’an.

ULUMUL QUR'AN

Posted by : Unknown
Date :
With 0komentar

MENATAP MASA DEPAN GENERASI

| Rabu, 20 Agustus 2014
Baca selengkapnya »
Perjuangan membina umat itu, dimulai dari sebuah langgar, langgar mbah Harjo, yang kemudian bermetamorfosa menjadi Musholla Al-Huda
Entah, sejak kapan persisnya embrio dakwah ini bermula. Tak ada yang tahu pasti hari dan tanggal langgar tempat orang-orang islam melakukan sholat ini didirikan. Saya telah banyak bertanya kepada orang-orang tua, mulai kapan langgar yang berdiri di tanah pekarangan sesepuh masyarakat, Mbah Harjo.

Dan aku pun, terbata-bata membaca sejarah masa lalu, lamat-lamat masih aku ingat sosok mbah Harjo, waktu aku masih kecil. Aku sering diajak bermain oleh lek-lekku anaknya mbah Mento Sanet (mbah Yem) ke tempatnya mbah Harjo. Waktu itu langgarnya sudah ada, masih kuingat kalau tidak salah langgar itu mirip gubug di tengah sawah, tapi agak mending besar sedikit. Bangunannya di bikin rumah panggung, dengan alas galar (dari bambu yang disigrak-sigrak) dan tiang-tiang penyangganya dari kayu bambu, beratapkan genting. Kalau aku sedang bermain-main dengan teman-teman sering berlari-larian dan sembunyi di kolongnya. Dan pada waktu itu jika malam datang, gelap bukan main, maklum tidak ada lampu listrik. Yang ada hanya lampu tintir dan diyan teplok, dari minyak tanah. Dan konon juga, katanya bapak ibuku, aku sudah akrab dengan mbah Harjo sejak aku masih sangat kecil. Jika aku rewel dan banyak nangis, pasti aku dibawa ke tempat mbah Harjo untuk diruqyah.... yang kata orang-orang dulu namanya ”disuwuk”. Tapi itu aku sudah tidak ingat lagi. Yang kuingat, hanya ketika mbah harjo masih sugeng, aku diperlihatkan gaman beliau, sebilah keris kuno. Yang aku tidak tahu sekarang masih atau tidak, disimpan ahli warisnya barangkali. Itulah kenangan masa kecilku, dengan sosok mbah Harjo, pemilik tanah pekarangan, yang kemudian didirikan langgar kecil di atasnya.

Menurut kata orang-orang tua, seperti Pakdhe Yoso Wiratno (sekarang beliau sedang sakit.... mohon do’anya untuk kesembuhan beliau, semoga panjang umur dan diberkahi)... dan Pak Dhe Tarno Basuki, katanya, langgar itu sudah ada sejak habis Gestok/ Gestapu, jadi kurang lebih ya tahun 1966-an , kurang lebihnya.

Masa-masa kecil yang romantis dan religius sudah sangat aku rasakan tinggal di kampung tanah kelahiranku. Aku sudah mengenal sholat dan bacaan al-Qur’an semuanya bermula dari langgarnya mbah Harjo ini. Kemudian langgar yang masih berbntuk panggung itu direnovasi, dibikin semi permanen, tapi ya masih tetap berdinding triplek dan gedheg, alas dari galar pun masih dipake pada mulanya untuk lambaran sholat. Suasana meriah langgar akan sangat terasa nampak luar biasa, jika datang bulan Ramadhan. Anak-anak sebayaku sangat semangat datang ke langgar karena ingin bisa ngaji dan melakukan sholat tarawih. Walaupun waktu itu penerangannya masih menggunakan lampu petromak. Semuanya menjadi kenangan indah yang tak terlupakan. Waktu itu adalah masa-masa kepolosan yang telah terwarnai oleh pahatan agamis, yang semoga tidak pernah hilang bekasnya.

Begitu pun, semangat dakwah yang bergelora, selalu menyisakan energi batin yang tidak pernah habis. Dakwah bagaikan dian yang tak kunjung padam, tidak pernah kehabisan bahan bakar. Sosok-sosok bersemangat, para pemuda kampung merintis kehidupan yang islami tidak pernah terlindas oleh putaran zaman. Semuanya terdokumentasi dengan baik dalam ingatan nan jernih. Terpatri dalam relung hati. Di sana ada, sosok Mas Yusron (Mas Karman putranya mbah Wiryo Jingun), beliaulah pemuda kampung yang mendapatkan pendidikan tingginya di Universitas ternama di kota Solo, calon guru Bahasa inggris yang pintar menarik simpati anak-anak untuk sregep ngaji. Disamping beliau ada Pak Bus (begitu kami memanggil Pak Busroni, anaknya mbak Ruslan, Gonggangan, Samporan Lor), beliau adalah ustadz yang memiliki background pendidikan keagamaan dari UNIS (sekarang STAIMUS), beliau termasuk assabiqunal awwalun generasi dakwah di Desa Giriroto, bersama Bapak Gino, dan lain-lain, sebelum generasi Ali Muchson, dan semasanya. Dibelakang sosok Mas yusron, Pak Bus, Pak Gino, ada lek Parno, Parno tengah, mas Joko, lek Narimo, dll.

Begitulah, sejarah masa lalu yang penuh lika dan liku, menjadi kenangan manis yang begitu berharga. Walaupun kala itu, tantangan dakwah begitu pahit mendera. Namun dengan pertolongan dan kebesaran Allah SWT, secercah hidayah dan sinar harapan itu telah memancar.
Pelan dan pasti, semuanya telah berubah.... orang Barat mengatakan everything is blowing, Panta Rhei.... cokro manggilingan....roda sejarah terus berputar.... seiring dengan menggeliatnya gerakan dakwah yang dimotori oleh para takmir masjid, tokoh-tokoh masyarakat yang utama dan berjiwa luhur, pemuda bersemangat islam, jamaah pengajian ibu-ibu dan anak-anak santri TPQ Insan Kamil, insya Allah Sinar Kebahagian Hidayah Islam akan menaungi kehidupan warga Masyarakat Samporan.

Salam ta’zhim dan hormat, harapan dan do’a setulus hati... kepada guru-guru kami, pendahulu2 kami dalam naungan Dinul Islam, orang-orang tua dan para sesepuh kami, semoga kita dihimpun di dalam kasih sayang dan cinta Allah SWT, kita semua menjadi hamba-hamba Allah yang senantiasa bersyukur, selalu tersungkur dalam sujud dan beribadah menyebut asma-asmaNya yang Agung. Kita semuanya dimasukkan kedalam barisan muslim sejati... yang Udkhulu fis Silmi Kaaffah .... (2:208), seorang muslim yang sempurna dan paripurna (5:3).....

Harapan dan do’a semoga warga dukuh Samporan, menjadi masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Menjadi masyarakat yang dilimpahi rahmat, kasih sayang dan keberkahan. Menjadi masyarakat yang Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur.

MENATAP MASA DEPAN GENERASI

Posted by : Unknown
Date :Rabu, 20 Agustus 2014
With 0komentar

VISI DAN MISI DAKWAH DKM TAKMIR MASJID AL-HUDA

|
Baca selengkapnya »


N A M A :
Organisasi ini bernama : Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Musholla Al-Huda, di bawah naungan Takmir dan Jamaah Musholla Al-Huda, Dukuh Samporan, ialah organisasi perhimpunan, persatuan, persaudaraan, kerjasama,  komunikasi,  silaturahmi dan forum bersama dari para aktivis dakwah, generasi muda islam, dan Umat Islam Dukuh Samporan yang memiliki komitmen, dedikasi dan loyalitas kepada Gerakan Dakwah untuk menegakkan Ad Diinul Islam

A S A S
Perhimpunan ini berasaskan kepada ajaran Agama Islam (Ad Dinul Islam), Agama Petunjuk dan Kebenaran dari Allah SWT yang dibawa dan diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, yang bersumber kepada Al-Qur'anul Karim dan As-Sunnah Ash-Shahiihah dengan pemahaman Salafush shalih.

BENTUK :
1.      Sebagai organisasi perhimpunan (tanzhim jam’iy) dan forum bersama (tansiq amaly) dalam rangka membina kerja sama dan saling tolong menolong dalam perjuangan dakwah islamiyah dan amar ma’ruf nahy munkar
2.       Sebagai organisasi perhimpunan (tanzhim jam’iy) dan forum bersama (tansiq amaly) yang terbina atas dasar tauhid, keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT dan atas dasarittibaa’ mengikuti contoh teladan Nabi Muhammad saw. dan generasi sahabat radhiya’llaahu ’anhum.
3.      Sebagai organisasi perhimpunan (tanzhim jam’iy) dan forum bersama (tansiq amaly) dalam rangka membina persatuan dan kesatuan umat di atas landasan ukhuwah islamiyah
4.      Sebagai organisasi perhimpunan (tanzhim jam’iy) dan forum bersama (tansiq amaly) yang mewadahi seluruh elemen masyarakat islam untuk saling berkerja sama, tolong-menolong, saling berkomunikasi dan berkoordinasi  melaksanakan kegiatan-kegiatan dengan visi perjuangan islam untuk mendakwahkan dan menyebarluaskan fikrah (pemikiran) islam yang benar yang bersumber kepada Al-Qur’an dan Sunnah ash shahihah.

S I F A T :
Berlandaskan kepada Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah dengan sebenar-benarnya, Berislam secara Kaafah hingga akhir hayat, Bersatu dalam ikatan Tali Agama Allah, bersendikan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Pantang berpecah belah dan bercerai berai, mensyukuri nikmat Persaudaraan, menjaga Ukhuwah dan Toleransi dalam perbedaan, Teguh berpegang kepada prinsip dan pantang bersikap Mudahanah.

V I S I :
Membangun sinergi kebersamaan (amal jama’i) antar elemen kegiatan di Musholla Al-Huda dalam rangka  mewujudkan cita-cita dakwah islam, yaitu mewujudkan Masyarakat Islam Madani yang adil, makmur,  sejahtera, beradab dan berperadaban, sejuk, damai penuh limpahan salam, rahmat, barakah dan maghfirah dari Allah SWT.

M I S I :
1.                  Mengembalikan fungsi Musholla Al-Huda sebagai :
a.                  Pusat ibadah dan pembinaan akhlakul karimah,
b.                  Pusat perjuangan dakwah islam,
c.                  Pusat pembinaan umat dan masyarakat,
d.                  Pusat pembinaan ukhuwah islamiyah dan persatuan umat, dan
e.                  Sebagai pusat pembinaan kader-kader dakwah yang cerdas, tercerahkan, berkualitas dan militan.
2.                  Sebagai media dakwah untuk menanamkan rasa kecintaan kepada ajaran agama, rasa memiliki, rasa terlibat/ terikat dan rasa tanggung jawab untuk memahami dan mengamalkan ajaran agama islam sesuai dengan pedoman asasi : Al-Qur’an dan As-Sunnah
3.                  Sebagai media dakwah yang mampu mengopinikan kepada masyarakat bahwa masa depan adalah masa kepemimpinan Islam, dan dakwah adalah mengajak manusia untuk meninggalkan kejahiliyahan menuju kepada era kemuliaan islam yang gilang gemilang
4.                  Sebagai media dakwah yang mampu menjelaskan kepada masyarakat tentang ajaran Islam yang sebenarnya sesuai dengan ajaran al-qur’an dan sunnah.
5.                  Sebagai media dakwah yang mampu menjembatani berbagai macam perbedaan faham fiqih, dan mempersatukan umat islam dalam ikatan ukhuwah dan aqidah islamiyah.
6.                  Sebagai media dakwah yang berfungsi sebagai agen perubahan, pembaharuan dan perbaikan dengan melakukan pembinaan individu, keluarga, organisasi dan masyarakat sesuai dengan ajaran islam yang benar.    

MAKSUD DAN TUJUAN :
Maksud dan tujuan perhimpunan ini adalah menghimpun, membina dan menggerakkan potensi  Umat Islam dan para generasi mudanya serta meningkatkan peranannya sebagai kader pejuang dan pembela agama untuk mencapai tujuan Gerakan Dakwah Islam untuk tercapainya Izzul Islam wal Muslimun, dan tercapainya Nashrullah dalam Tathbiqusy Syar'ah dan Tamkinud Din wad Daulah, Masyarakat Islam yang berkemajuan, yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.

Didokumentasikan
bulan Agustus 2012


VISI DAN MISI DAKWAH DKM TAKMIR MASJID AL-HUDA

Posted by : Unknown
Date :
With 0komentar
Prev

LAPORAN KEUANGAN PPPM AL-HUDA

Diberdayakan oleh Blogger.
▲Top▲